Life begins at the end of your comfort zone
Tulisan ini dibuat untuk mengingat kembali masa masa sulit, yang kalau menurut istilah kerennya saat ini disebut sebagai quarter life crisis. Well, sebenarnya saat itu enggak sulit sulit amat sih, cuma akunya aja yang mungkin sedikit lebay atau belum mature.
Sebelumnya enggak kebayang sama sekali untuk menjadi full time IRT (Ibu Rumah Tangga). Sejak belia sudah memimpikan masa depan cerah dengan gelar wanita karir, yang rencananya akan tersemat hingga mencapai usia pensiun #halah -_-. Untuk mengejar impian ala ala itu, aku bahkan sudah debut bekerja sejak masa kuliah. Dulunya saat kuliah, sering banget bolos dan titip absen karena ikutan roadshow keliling kota dan provinsi, semua demi apa??? ya tentu saja demi dapet duit jajan ekstra dan bonusnya dapat pengalaman bekerja dan networking yang bisa dibilang cukup luas :).
Di penghujung tahun 2017, setelah diskusi panjang berbulan bulan, penuh dengan berbagai pertimbangan, emosi, air mata kadang juga diselingi dengan pertengkaran kecil dengan pak suami, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti bekerja dan menjadi full time IRT setelah 9 tahun mencicipi nikmatnya duit gaji. Sebulan dua bulan pertama tentu bisa ditebak, aku bahagia karna enggak perlu buru buru ke kantor, ketemu atasan jutek, ribet sama rekan kerja, pulang macet macetan di jalan, dan sebagainya yang dulunya sering banget jadi keluhan saat masih bekerja. Tapi, setelah lewat bulan demi bulan aku mulai banyak drama :(
Culture Shock...
Menjadi full time IRT, ternyata tak semudah yang dibayangkan. Yang paling terasa berat untukku jalani saat itu adalah, kurangnya waktu untuk bersosialisasi dengan orang lain. Semenjak berhenti bekerja, otomatis ruang lingkupku hanya sebatas rumah, pasar, rumah, pasar itu melulu. Aku mulai sering merasa bosan, di satu sisi karna aku juga belum diberikan momongan, jadi otomatis di rumah hanya ada aku dan kucing kucing. Aku mulai rewel dan sering komplain saat pak suami lembur. Dan satu lagi aku mulai pusing, dari yang biasanya punya uang sendiri dan bebas mau digunain buat apa aja, sampe yang akhirnya sekarang nunggu suami gajian dulu baru punya uang. Meskipun Alhamdulillah, suami nyerahin seluruh gajinya full untuk aku kelola, tapi tetep aja saat itu aku merasa aku rindu suasana bekerja, aku rindu 3355 yang masuk rutin setiap bulan, aku rindu shopping till drop, aku rindu ngeliat rekening tanpa was was, aku rinduuuuuuuuuuuu :( dan aku shock berat rasanya saat itu.
Sulit bagiku melihat media sosial untuk beberapa waktu. Seliweran postingan teman teman kerjaku dulu yang Alhamdulillah sudah naik grade, sudah bisa beli ini itu, healing kesana kemari, membuatku menjadi orang yang makin kurang bersyukur. Aku sering menyesali keputusanku untuk resign saat itu. Aku sering mengingkari kebaikan pak suami. Membanding bandingkan pencapaian keluarga lain yang suami istri bekerja, dengan pencapaian keluarga kami yang hanya suami bekerja. Saat itu, aku adalah orang yang paling kufur nikmat :( sad but true.. aku menganggap diriku tidak memiliki nilai lebih.
Bisa ditebak dong, tahun 2019 menjadi tahun yang sangat berat hihihi...
Then i met you "JENIUS"....
Nothing is impossible....
Meskipun terasa berat, tapi aku dan pak suami terus mencoba untuk bangkit dari keterpurukan. Alhamdulillah pak suami masih bekerja dan berpenghasilan tetap. Yang perlu kami lakukan saat itu hanya membenahi kembali kondisi keuangan sembari memikirkan cara untuk menambah pemasukan. Aku juga berusaha untuk memperbaiki diriku, menjadi pribadi yang lebih positif.
Sampai pada suatu hari saat sedang main ke mall, aku bertemu dengan mba mba Jenius dan entah kenapa tertarik mendengarkan promosinya (that was the best desicion i've ever made. Never regret it!). Setelah itu aku langsung jatuh cinta dengan semua kemudahan yang diberikan oleh Jenius.
Salah satunya yang saat itu menarik perhatianku hingga detik ini adalah gratis transfer antar bank dan gratis tarik tunai di ATM mana saja, wow! Jenius memberiku banyak kemudahan, apalagi dengan fitur flexi saver, dream saver dan maxi saver nya. Aku jadi mudah membagi bagi pos keuangan dengan 3 kantong flexi saver, sehingga tidak ada lagi yang namanya uang untuk arisan kepake buat belanja bulanan :p, atau sebagainya. Semua sudah ada pos masing masing. Aku juga membuka tabungan autodebet dengan fitur dream saver dan ini saaaaaangat memudahkan aku, sumpah rasanya jadi gg kerasa nabung karena langsung autodebet setiap hari, eh tiba tiba udah tercapai aja tujuannya. Kemudian aku juga menyisihkan bonusan pak suami untuk disimpan di maxi saver. Aku bisa pilih sendiri loh tenornya. Semuanya bisa aku lakukan semudah klik klik dari hp. Benar bener flexibel, semua ada dalam satu genggaman.
#Langkahkecilhariini dari rumah...
Awal tahun 2020, setelah perekonomian kami membaik, tentu saja berkat bantuan kemudahan fitur dari Jenius #ceile, aku kembali membuka usaha. Kali ini usahaku berhubungan dengan art dan jasa. Yup, aku membuat kerajinan macrame. Siapa sangka ternyata tanganku yang biasa saja ini, bisa menghasilkan berbagai karya yang Alhamdulillah disukai oleh orang lain. Aku perlahan lahan mulai percaya diri dan memulai #langkahkecilku dari rumah. Rasanya seneng banget bercampur haru, saat melihat testimoni dari pelanggan. Saat itu aku merasa, aku berhasil mencintai diriku sendiri. Ternyata tidak ada yang salah dengan memulai dari rumah, memulai dari hal kecil dan sederhana. Memulai untuk lebih banyak bersyukur.
Take time to enjoy the simple things in my life
Suka duka mengerjakan macrame ini banyak banget. Mulai dari di ghosting calon pembeli, udah pesen produk, udah siap pula tinggal kirim ke alamatnya, dan nunggu pembayaran, eh si pembeli tak kunjung muncul ke permukaan. Kebayang langsung rasa capek ngerjain macrame ini, karena produknya 100% buatan tangan. Waktu waktu istirahat yang terbuang karena ngejar deadline pesanan, material bahan yang kepake, dan itu susah banget aku dapetin materialnya (berhubung aku tinggal di pulau Sumatera, tepatnya kota Medan), seluruh material aku pesen dari pulau jawa dengan ongkir yang seabrek abrek. Sampai pinggang, punggung, tangan, jari jari keram serasa mau copot. Mau nangis rasanya hahahhah... but, aku belajar untuk terus berpikiran positif. Pikiran positif, akan menghasilkan energi positif bukan? dari energi positif akan datang banyak kebaikan pula.
Mungkin saat itu macrame ku tidak berjodoh dengan pembeli awal, namun akhirnya datang seseorang yang sukarela membayar dengan harga yang lebih baik :). Macrame membuatku bahagia, aku jatuh cinta lagi dan lagi setiap membuat pola yang baru.
Lagi lagi, Jenius hadir memberikan kemudahan untukku. Ditengah kebingungan untuk memisahkan tabungan bisnis, karena seluruh slot flexi saver udah habis kepake, Jenius muncul dengan terobosan baru: Akun Bisnis Jenius dan Bisniskit dari Jenius. Emang paling bisa diandelin ni Jenius.
Akun bisnis Jenius memudahkanku banget untuk mengatur keuangan, agar tidak tercampur dengan tabungan pribadi. Aku juga bisa mengecek mutasi in and out nya dengan mudah. Happy kan? aku jadi bisa fokus mengasah skill macrameku, mengembangkan bisnisku, tanpa worry tentang pengaturan keuangan bisnisnya.
Oiya, not to mention, Jenius juga melengkapi kebutuhan investasiku dengan menghadirkan fitur pembelian dan penjualan reksadana, gimana? kurang apalagi coba!
Salah satu #langkahkecil kami untuk memperbaiki kondisi keuangan yang carut marut kemarin adalah dengan belajar berinvestasi. Aku dan pak suami mengusahkan agar uang dan aset yang kami miliki bisa terus bekerja, sampai nanti memenuhi tujuan finansial ke depannya. Ini juga menjadi salah satu ikhtiar kami loh, untuk memutuskan rantai sandwich generation dalam keluarga.
Yet To Come..
Melalui #langkahkecilhariini dari rumah dan rangkaian permasalahan sebelumnya, aku tiba di titik ini dalam kondisi yang jauh lebih baik. Aku menerima bahwa apapun yang terjadi dalam hidupku di masa lalu, adalah bagian dari proses pendewasaan dan proses untuk menemukan diriku dalam versi yang lebih baik. Aku menerima bahwa setiap kegagalan yang pernah kualami, adalah bagian dari pembelajaran untukku, agar aku bisa mengerti bagaimana caranya untuk bangkit setelah jatuh.
Meski saat ini aku belum berada di titik terbaikku, tapi aku percaya aku sedang berproses dan semoga terus menuju ke arahnya. Seperti lyrics lagu BTS yang terbaru "the best moment is yet to come" :) dan aku bahagia ada Jenius yang turut menemani langkahku.
Semoga #langkahkecilku dan pak suami hari ini, kelak akan menjadi langkah yang lebih besar dan mendatangkan sebaik baik manfaat untuk orang orang terkasih dan orang orang di sekitar kami. Borahae!!!
Comments
Post a Comment